# saha ari kuring,saha ari anjeun
kuring jeung anjeun teh saha?
# neangan saha kuring
neangan saha anjeun
kuring jeung anjeun teh
neangan saha?
# di mana kuring,di mana anjeun
kuring jeung anjeun teh di
mana?
# rek ka mana kuring
rek ka mana anjeun
kuring jeung anjeun teh rek
kamana?
# naha kuring teh anjeun?
atawa anjeun teh kuring?
Beh na mah…
geuning kuring jeung anjeun teh sarupa,sajiwa, saraga tunggal mahluk Nu Murbeng Alam,
ukur darma wawayangan,
usik malik anging kersa manten-Na, sumerah sadrah anging ka Gusti na,waluya mun panjeg dina papagon karahayuan, karahayuan nu manunggal,manunggal Kresna lan Samiaji
Wednesday, February 29, 2012
Tuesday, February 28, 2012
dari kehidupan kita belajar
Ada sebuah kisah yang patut menjadi renungan kita bersama bagaimana kita mensikapi hidup dan perjuangannya.
Pada suatu ketika seseorang
menemukan kepompong seekor kupu kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam
calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.
Kemudian kupu-kupu itu
berhenti membuat kemajuan.
Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil
sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu- kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Gembira hati orang tersebut karena telah melepaskan kesulitan yang
diderita oleh kupu-kupu itu.
Namun,kupu-kupu tadi mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap yang mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan
orang tersebut adalah
bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu- kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Dari kisah tersebut kalau kita renungi kadang-kadang yang namanya perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita.
Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan dan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan.
Kita mungkin tidak akan pernah dapat“Terbang“.
Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan maha Penyayang. Ada ungkapan bijak lainnya dari
pujangga terdahulu
+ Kita memohon Kekuatan Dan Tuhan memberi kita kesulitan- kesulitan untuk membuat kita tegar.
+ Kita memohon kebijakan Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan Hidup untuk diselesaikan agar kita
bertambah bijaksana.
+ Kita memohon kemakmuran Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakana sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
+ Kita memohon Keteguhan
Hati Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.
+ Kita memohon Cinta Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
+ Kita Memohon kemurahan/kebaikan hati Dan Tuhan memberi kita kesempatan-
kesempatan yang silih berganti.
Begitulah cara Tuhan membimbing Kita. Apakah jika saya tidak memperoleh
yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan?
Kadang Tuhan tidak
memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal
justru itulah yang terbaik untuk kita.
Tetaplah berjuang,berusaha,dan berserah diri.
Jika itu yang terbaik maka pasti Tuhan akan memberikannya untuk kita.
Bersyukurlah karena kamu belum memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan, seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan.
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu, karena itu memberimu kesempatan
untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit, karena di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu, karena itu memberimu kesempatan
untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru, karena itu akan membangun kekuatan
dan karaktermu.
Hidup adalah perjuangan,
di sanalah kita belajar dari kehidupan
Monday, February 27, 2012
yakinlah
Kepecayaan adalah alasan untuk bertahan. kepercayaan tidak menjanjikan sebuah kepastian, penjelasan,bahkan sebuah hasil yang mengembirakan.
Bagiku kepercayaan adalah hanya percaya tanpa banyak bertanya. Didalam sebuah kepercayaan hanya ada kesabaran, harapan, keteguhan, dan ketegaran.
saat hidup yang kita alami begitu sulit, satu-satunya jalan untuk bertahan adalah percaya bahwa ketika TUHAN memilih kita untuk menjalani suatu kehidupan yang sukar, maka DIA memiliki satu alasan tersendiri yang tak dapat kita mengerti. Yang tentunya dengan melalui berbagai proses, suatu hari nanti, kita pasti bisa menemukan sebuah penjelasan atas apa yang DIA perbuat.
sudah ikhlaskah kita?
Memaknai sebuah keihklasan begitu sulitnya. Bahkan kadang kita tidak mampu menjadikan keikhlasan sebagai bagian dari kehidupan yang kita jalani. Seringkali lisan kita berkata "ikhlas" namun tidak sejalan dengan apa yang diperbuat oleh diri kita dalam aplikasi keseharian dalam kehidupan.
Terlebih jika kata ikhlas terkait erat dengan duka dan musibah. Betapa menjadikan keikhlasan dalam sebaris duka adalah sebuah langkah tertatih untuk menjadi tegak dalam keikhlasan. Karena
seringkali ia jatuh bangun untuk menjadi wujud pasca duka yang mengiris pilu dalam hati nan lara.
Betapa tidak mudah membangun sebuah keikhlasan meski juga bukan berarti tidak bisa diupayakan. Keikhlasan tidak bisa sekedara dilisankan dengan berkata,"saya ikhlas". Tapi terlebih dari itu, ikhlas adalah sebuah perjuangan melalui pergulatan batin yang sering kali melelahkan dalam upaya teraplikasikan dalam sikap, perbuatan dan ucapan.
Keikhlasan tidak bisa dibangun tanpa meretas jalan kedekatan dengan Allah Swt yang Maha membolak balikkan hati
manusia. Seringkali hati kita yang nyata- nyata lemah mempertanyakan dan selalu
bertanya,'kenapa harus saya yang mengalami musibah ini?". Sementara dikesempatan lain lisan kita berkata,"saya ikhlas menerima musibah ini".
Sebuah kontradiktif yang nyaris selalu ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidakkah kita sadari bahwa Allah Swt telah mengukur diri kita dengan segala
kemampuan dan seperangkat kelengkapan dalam diri kita berupa, akal, hati, pikiran dan tentu saja iman, yang dengan itu semua kita layak mendapat apapun dariNya.
Apapun yang Allah berikan dalam hidup kita adalah anugrah, hadiah dan tanda cinta Nya. Meski kadang tanda cinta dari Nya begitu bergelombang,menghempaskan, membuat kita terkurung duka dan jatuh bangun mempertahankan asa. Namun sadarkah kita bahwa justru semua itu adalah wujud kasih sayangNya
yang menjadikan hidup dan kehidupan ini adalah sebuah proses pembelajaran yang
sangat-sangat luar biasa. Sebuah "university of life", sekolah kehidupan yang takkan mampu kita bayar dengan segenap harta kita.
Tidakkah kita berkaca dari kehidupan di sekeliling kita?, tidakkah mata kita mengedar pandangan ke segenap penjuru dimana kita menghirup udara tanpa biaya?..Tidakkah kita melihat bahwa gelombang tak selamanya tenang, namun acapkali pula menderu,menggulung dan menghempaskan.
Apakah kita selalu inginkan kehidupan yang datar, tanpa irama?. Adakah sebuah irama dapat dinikmati jika terus mengalun dengan nada do...doo...dooo.. saja...?? Akan sangat tidak indah dan tak bisa dinikmati sebuah irama yang tak bernada. Akan sangat membosankan dan monoton ketika sebuah musik terus mengalun datar dari satu nada yang sama.
Lalu masih kah kita menghujat dan melayangkan protes pada Sang Maha Segala, ketika hidup kita bergelombang? ketika tak cuma suka, tawa dan bahagia yang menjadi bagian dari hari-hari kita?.
Layakkah kita protes atas semua itu?
Duhai...betapa hiduptsemakin indah setiap kali cintaNya ditaburkan dengan berjuta warna, tak cuma warna suka, namun juga duka. Tak sekedar rinai tawa tapi juga acapkali linangan air mata. Bukan hanya gelimang harta, namun juga himpitan kekurangan.
Semakin berwarna hidup dan kehidupan, semakin panjang perjalanan dan upaya buat mewujudkan keikhlasan. Allah tidak pernah menilai hasil dari apa yang kita upayakan, namun proses dari mengupayakan keikhlasan adalah sebuah upaya buat kita semakin dicintaiNya.
IKhlas memang tidak mudah diwujudkan dan tidak cukup sekedar dilisankan....semoga selalu tak lelah jiwa untuk meraih dan mengupayakannya
dalam proses yang tak boleh berhenti sampai kematian menghampiri dengan indah
Terlebih jika kata ikhlas terkait erat dengan duka dan musibah. Betapa menjadikan keikhlasan dalam sebaris duka adalah sebuah langkah tertatih untuk menjadi tegak dalam keikhlasan. Karena
seringkali ia jatuh bangun untuk menjadi wujud pasca duka yang mengiris pilu dalam hati nan lara.
Betapa tidak mudah membangun sebuah keikhlasan meski juga bukan berarti tidak bisa diupayakan. Keikhlasan tidak bisa sekedara dilisankan dengan berkata,"saya ikhlas". Tapi terlebih dari itu, ikhlas adalah sebuah perjuangan melalui pergulatan batin yang sering kali melelahkan dalam upaya teraplikasikan dalam sikap, perbuatan dan ucapan.
Keikhlasan tidak bisa dibangun tanpa meretas jalan kedekatan dengan Allah Swt yang Maha membolak balikkan hati
manusia. Seringkali hati kita yang nyata- nyata lemah mempertanyakan dan selalu
bertanya,'kenapa harus saya yang mengalami musibah ini?". Sementara dikesempatan lain lisan kita berkata,"saya ikhlas menerima musibah ini".
Sebuah kontradiktif yang nyaris selalu ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidakkah kita sadari bahwa Allah Swt telah mengukur diri kita dengan segala
kemampuan dan seperangkat kelengkapan dalam diri kita berupa, akal, hati, pikiran dan tentu saja iman, yang dengan itu semua kita layak mendapat apapun dariNya.
Apapun yang Allah berikan dalam hidup kita adalah anugrah, hadiah dan tanda cinta Nya. Meski kadang tanda cinta dari Nya begitu bergelombang,menghempaskan, membuat kita terkurung duka dan jatuh bangun mempertahankan asa. Namun sadarkah kita bahwa justru semua itu adalah wujud kasih sayangNya
yang menjadikan hidup dan kehidupan ini adalah sebuah proses pembelajaran yang
sangat-sangat luar biasa. Sebuah "university of life", sekolah kehidupan yang takkan mampu kita bayar dengan segenap harta kita.
Tidakkah kita berkaca dari kehidupan di sekeliling kita?, tidakkah mata kita mengedar pandangan ke segenap penjuru dimana kita menghirup udara tanpa biaya?..Tidakkah kita melihat bahwa gelombang tak selamanya tenang, namun acapkali pula menderu,menggulung dan menghempaskan.
Apakah kita selalu inginkan kehidupan yang datar, tanpa irama?. Adakah sebuah irama dapat dinikmati jika terus mengalun dengan nada do...doo...dooo.. saja...?? Akan sangat tidak indah dan tak bisa dinikmati sebuah irama yang tak bernada. Akan sangat membosankan dan monoton ketika sebuah musik terus mengalun datar dari satu nada yang sama.
Lalu masih kah kita menghujat dan melayangkan protes pada Sang Maha Segala, ketika hidup kita bergelombang? ketika tak cuma suka, tawa dan bahagia yang menjadi bagian dari hari-hari kita?.
Layakkah kita protes atas semua itu?
Duhai...betapa hiduptsemakin indah setiap kali cintaNya ditaburkan dengan berjuta warna, tak cuma warna suka, namun juga duka. Tak sekedar rinai tawa tapi juga acapkali linangan air mata. Bukan hanya gelimang harta, namun juga himpitan kekurangan.
Semakin berwarna hidup dan kehidupan, semakin panjang perjalanan dan upaya buat mewujudkan keikhlasan. Allah tidak pernah menilai hasil dari apa yang kita upayakan, namun proses dari mengupayakan keikhlasan adalah sebuah upaya buat kita semakin dicintaiNya.
IKhlas memang tidak mudah diwujudkan dan tidak cukup sekedar dilisankan....semoga selalu tak lelah jiwa untuk meraih dan mengupayakannya
dalam proses yang tak boleh berhenti sampai kematian menghampiri dengan indah
Thursday, February 23, 2012
aku mencintaimu Ayah
Suatu ketika, ada seorang anak bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk- bungkuk disertai suara batuk-batuknya.
Anak itu bertanya pada ayahnya: "Ayah , mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya ketika Ayahnya sedang santai di beranda.
Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki- laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak itu berguman :
" Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki."
Demikian bisik Ayahnya, membuat anak itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah
ayah menjadi berkerut-merut
dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"
Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.
Anak itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran. Hingga pada suatu malam, anak itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia
mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar
dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "
"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak- anaknya. "
"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi
keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
"Ku berikan kesabaran ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "
"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya,didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap.
Serta sentuhan perasaannya
itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk- nepuk bahu anak-
anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi
sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan
padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah
Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu
akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta
saling menyayangi."
"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar
keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan bahwa sebagai
laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya,senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya,kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "
"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga,sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah
kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat."
Terbangun anak itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak itu merengkuh dan mencium telapak tangan
Ayahnya.
" AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung,tetapi tak satu pun yang dapat menandingi
keindahan tangan Ayah...
With Love to All Father
Anak itu bertanya pada ayahnya: "Ayah , mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya ketika Ayahnya sedang santai di beranda.
Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki- laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak itu berguman :
" Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki."
Demikian bisik Ayahnya, membuat anak itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah
ayah menjadi berkerut-merut
dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"
Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.
Anak itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran. Hingga pada suatu malam, anak itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia
mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar
dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "
"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak- anaknya. "
"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi
keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
"Ku berikan kesabaran ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "
"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya,didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap.
Serta sentuhan perasaannya
itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk- nepuk bahu anak-
anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi
sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan
padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah
Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu
akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta
saling menyayangi."
"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar
keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan bahwa sebagai
laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya,senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya,kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "
"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga,sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah
kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat."
Terbangun anak itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak itu merengkuh dan mencium telapak tangan
Ayahnya.
" AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung,tetapi tak satu pun yang dapat menandingi
keindahan tangan Ayah...
With Love to All Father
Wednesday, February 22, 2012
konsep mata uang logam
Ya sebuah konsep keseimbangan yang sangat tersusun rapi. Sebuah konsep yang akhirnya digunakan beberapa orang untuk ini, untuk itu termasuk mengatakan tawa dan tangis adalah sebuah keseimbangan.
Memang benar, menurut saya, tawa melambangkan sebuah kebahagiaan,sedangkan tangis adalah melambangkan dari kesedihan.
Tertawa sebenarnya adalah
tangisan yang paling dalam. Anda tidak percaya?
Perbanyaklah tertawa maka hati
anda akan sedikit arogan dan tidak lagi sepeka biasanya.
Maka, jika anda tertawa,tertawalah seyogyanya saja. Begitu pula dengan menangis, semua jangan pernah dilakukan diluar kapasitas normal.
Namun, menurut saya ada satu hal yang salah kaprah terjadi di masyarakat kita. Terkadang hal yang baik tidak selamanya tersampaikan dengan baik.
Konsep keseimbangan antara keberhasilan dan kegagalan terkadang menjadi bumerang.
Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, bagi beberapa orang adalah motivasi yang baik, bagi saya… TIDAK.
Jika manis katakan manis, jika pahit katakan pahit.
Kegagalan adalah kegagalan. Memang, terkesan sangat memukul dan menyakitkan.
Tapi tahukah anda bahwa ketika rasa sakit itu muncul, justru semangat yang tumbuh adalah 10 kali lipat daripada anda mengatakan kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
Kegagalan adalah kegagalan. Mari dievaluasi bersama kenapa bisa gagal, apa yang salah dengan diriku?
Jika anda merasa semua hal yang anda lakukan (contoh: dalam konteks usaha) telah maksimal menurut anda, tapi kegagalan masih menghantui anda, setidaknya mari kita lihat apa saja yang dilakukan mereka-mereka yang berhasil.
Apa yang dilakukan oleh mereka adalah hal yang luar biasa, sementara kita hanya melakukan aksi biasa saja.
Makanya,jika tidak mau gagal jangan hanya melakukan yang biasa. Lakukan yang luar biasa untuk memperbaiki diri dan mencapai semua angan dan cita.
Jika benar ternyata orang lain pun anda rasa masih dalam batas normal-normal saja usahanya sementara apa yang anda lakukan lebih dari mereka tetapi hasil akhir
sangat jauh berbeda dan bahkan berkebalikan, inilah yang dinamanakan ujian atas tingkatan iman dan taqwa.
Tuhan adalah maha adil dan bijaksana. Selalu memiliki rencana indah dibalik ini semua.
So, jika kegagalan anda raih, katakan… anda gagal. Anda harus melakukan usaha tidak hanya sebatas ini. Anda harus lebih keras lagi usahanya.
Hentikan keluhan-keluhan
cengeng itu, dan buktikan….
Anda bisa menjadi apa saja yang anda mau dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
Memang benar, menurut saya, tawa melambangkan sebuah kebahagiaan,sedangkan tangis adalah melambangkan dari kesedihan.
Tertawa sebenarnya adalah
tangisan yang paling dalam. Anda tidak percaya?
Perbanyaklah tertawa maka hati
anda akan sedikit arogan dan tidak lagi sepeka biasanya.
Maka, jika anda tertawa,tertawalah seyogyanya saja. Begitu pula dengan menangis, semua jangan pernah dilakukan diluar kapasitas normal.
Namun, menurut saya ada satu hal yang salah kaprah terjadi di masyarakat kita. Terkadang hal yang baik tidak selamanya tersampaikan dengan baik.
Konsep keseimbangan antara keberhasilan dan kegagalan terkadang menjadi bumerang.
Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, bagi beberapa orang adalah motivasi yang baik, bagi saya… TIDAK.
Jika manis katakan manis, jika pahit katakan pahit.
Kegagalan adalah kegagalan. Memang, terkesan sangat memukul dan menyakitkan.
Tapi tahukah anda bahwa ketika rasa sakit itu muncul, justru semangat yang tumbuh adalah 10 kali lipat daripada anda mengatakan kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
Kegagalan adalah kegagalan. Mari dievaluasi bersama kenapa bisa gagal, apa yang salah dengan diriku?
Jika anda merasa semua hal yang anda lakukan (contoh: dalam konteks usaha) telah maksimal menurut anda, tapi kegagalan masih menghantui anda, setidaknya mari kita lihat apa saja yang dilakukan mereka-mereka yang berhasil.
Apa yang dilakukan oleh mereka adalah hal yang luar biasa, sementara kita hanya melakukan aksi biasa saja.
Makanya,jika tidak mau gagal jangan hanya melakukan yang biasa. Lakukan yang luar biasa untuk memperbaiki diri dan mencapai semua angan dan cita.
Jika benar ternyata orang lain pun anda rasa masih dalam batas normal-normal saja usahanya sementara apa yang anda lakukan lebih dari mereka tetapi hasil akhir
sangat jauh berbeda dan bahkan berkebalikan, inilah yang dinamanakan ujian atas tingkatan iman dan taqwa.
Tuhan adalah maha adil dan bijaksana. Selalu memiliki rencana indah dibalik ini semua.
So, jika kegagalan anda raih, katakan… anda gagal. Anda harus melakukan usaha tidak hanya sebatas ini. Anda harus lebih keras lagi usahanya.
Hentikan keluhan-keluhan
cengeng itu, dan buktikan….
Anda bisa menjadi apa saja yang anda mau dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
hampura abdi gusti
Sumoreang mangsa katukang
Ngalangkang ka bayang-bayang
Sagala nu karandapan
Dilakonan tur kajongjonan
Rumasa geus ngumbar amarah
Ngajurung napsu nu teu puguh
Ngarumpak laranganana
Kiwari rasa ka duhung
Ngancik dina ati sanubari
Kaduhung sagede gunung
Kaduhung teu mangih tungtung
Aduh gusti…abi ampun
Ka anjeun abi nyalindung
Ka anjeun nyuhungkeun tulung
Nyanggakeun badan sakujur masrahkeun awak sadaya daya,
rumasa diri teu mi boga
Tengah peuting nu jemplang-jempling abi sujud seja mi eling
Ieu dosa di alam dunya pamugi
di hapunteun
Gusti………abi ampun
Keclakna cimata nitenan kana dosa
Gusti……….abi ampun
Jauhkeun abdi tina sagala dosa
Gusti………abi ampun
Cakeutkeun sim abdi kana jalan anu bagja
Duh gusti hapunten abdi
Ngalangkang ka bayang-bayang
Sagala nu karandapan
Dilakonan tur kajongjonan
Rumasa geus ngumbar amarah
Ngajurung napsu nu teu puguh
Ngarumpak laranganana
Kiwari rasa ka duhung
Ngancik dina ati sanubari
Kaduhung sagede gunung
Kaduhung teu mangih tungtung
Aduh gusti…abi ampun
Ka anjeun abi nyalindung
Ka anjeun nyuhungkeun tulung
Nyanggakeun badan sakujur masrahkeun awak sadaya daya,
rumasa diri teu mi boga
Tengah peuting nu jemplang-jempling abi sujud seja mi eling
Ieu dosa di alam dunya pamugi
di hapunteun
Gusti………abi ampun
Keclakna cimata nitenan kana dosa
Gusti……….abi ampun
Jauhkeun abdi tina sagala dosa
Gusti………abi ampun
Cakeutkeun sim abdi kana jalan anu bagja
Duh gusti hapunten abdi
Tuesday, February 21, 2012
peupeujeuh
Bul kukus mancur ka Manggung, Ka Sang Guru nu Luhung
Al-Qur’an Kalam nu Agung
Kalam Gusti nu Maha Luhur
Tuduh jalan keur makhlukna
Hidayahna tinu Agung
Kalam Gusti anu Maha Suci
Mukakeun hijabna diri
Sing apal kanu Yang Widi
Saha jalma apal ka diri
Tangtu apal ka Gustina
Eta jalma Umat Nabi
Duh Gusti nu Maha Kawasa
Nu Maparin nikmat rasa
Nikmat rasa nu Karasa
Karasa ku sakum manusa
Nu ngabogaan asa rumasa
Rumasa kanu Kawasa
Bul kukus mancur ka Manggung
Wasiat karuhun baheula
Keur incu buyut nu aya
Sing apal tugas ning raga
Jembatan sakabeh mahluk
Mulang deui kanu Agung
Mupunjung ngagungkeun nu Agung
Lain ku kebul jeung ku kukus
Dibarengan jeung ku eling
Sariring-riring gumading
Sarengkak jeung paripolah
Kudrat Irodat anu Agung
Sekar Wangi Sekar Pati
Mukakeun lalangse diri
Kahieuman geblekna dunya
Mopohokeun diri urang
Ka Gusti nu Maha Suci
Poho waktu nu Pinasti
Vihamsa mukakeun raga
Pring gandring mukakeun Bathin
Ranggalawe babarengan
Kotektak raga nu aya
Taliti tangtung sakujur
Ciptaan nu Maha Agung
Amin ya Robbal Alamin Mugi Gusti
Nangtayungan……!!!
Al-Qur’an Kalam nu Agung
Kalam Gusti nu Maha Luhur
Tuduh jalan keur makhlukna
Hidayahna tinu Agung
Kalam Gusti anu Maha Suci
Mukakeun hijabna diri
Sing apal kanu Yang Widi
Saha jalma apal ka diri
Tangtu apal ka Gustina
Eta jalma Umat Nabi
Duh Gusti nu Maha Kawasa
Nu Maparin nikmat rasa
Nikmat rasa nu Karasa
Karasa ku sakum manusa
Nu ngabogaan asa rumasa
Rumasa kanu Kawasa
Bul kukus mancur ka Manggung
Wasiat karuhun baheula
Keur incu buyut nu aya
Sing apal tugas ning raga
Jembatan sakabeh mahluk
Mulang deui kanu Agung
Mupunjung ngagungkeun nu Agung
Lain ku kebul jeung ku kukus
Dibarengan jeung ku eling
Sariring-riring gumading
Sarengkak jeung paripolah
Kudrat Irodat anu Agung
Sekar Wangi Sekar Pati
Mukakeun lalangse diri
Kahieuman geblekna dunya
Mopohokeun diri urang
Ka Gusti nu Maha Suci
Poho waktu nu Pinasti
Vihamsa mukakeun raga
Pring gandring mukakeun Bathin
Ranggalawe babarengan
Kotektak raga nu aya
Taliti tangtung sakujur
Ciptaan nu Maha Agung
Amin ya Robbal Alamin Mugi Gusti
Nangtayungan……!!!
ngadegna dayeuh bogor
Tah di dinya ku andika adegkeun éta dayeuh Laju ngaranan Bogor sebab bogor teh hartina tunggul kawung
Ari tunggul kawung émang gé euweuh hartina euweuh sotéh cek nu teu ngarti
Ari sababna sabab ngaran mudu Bogor Sabab bogor mah dijieun suluh teu daék hurung teu melepes tapi ngelun haseupna teu mahi dipaké muput
Tapi amun dijieun tetengger
sanggup nungkulan windu kuat milangan mangsa
Amun kadupak mantak borok nu ngadupakna moal geuwat cageur tah inyana
Amun katajong? mantak bohak nu najongna moal geuwat waras tah cokorna
Tapi, amun dijieun kékéséd?sing nyaraho isukan jaga pageto bakal harudang pating kodongkang nu ngarawah si calutak
Tah kitu! ngaranan ku andika
eta dayeuh Dayeuh Bogor!
Ari tunggul kawung émang gé euweuh hartina euweuh sotéh cek nu teu ngarti
Ari sababna sabab ngaran mudu Bogor Sabab bogor mah dijieun suluh teu daék hurung teu melepes tapi ngelun haseupna teu mahi dipaké muput
Tapi amun dijieun tetengger
sanggup nungkulan windu kuat milangan mangsa
Amun kadupak mantak borok nu ngadupakna moal geuwat cageur tah inyana
Amun katajong? mantak bohak nu najongna moal geuwat waras tah cokorna
Tapi, amun dijieun kékéséd?sing nyaraho isukan jaga pageto bakal harudang pating kodongkang nu ngarawah si calutak
Tah kitu! ngaranan ku andika
eta dayeuh Dayeuh Bogor!
Monday, February 20, 2012
untuk di ingat
Kawanku...
Pengetahuan bukanlah kotak pintar yang berisi ilmu merasa benar dalam hingar bingar adu nalar. Jadikan saja ia jejak langkahmu bukan ketakutan dan segan dunia memandangmu
Bukan pula sebotol parfum yang wanginya hanya sesaat sebab hakikinya menjadi racun yang kau
telan. Lalu padang menjadi gersang sebab kerdilnya pikiranmu
Kamu bukanlah tumbuh di kebun anggur namun di atas pengabdian Ibumu yang nantinya akan menjadi debu di lahan subur
Pengetahuan bukanlah kotak pintar yang berisi ilmu merasa benar dalam hingar bingar adu nalar. Jadikan saja ia jejak langkahmu bukan ketakutan dan segan dunia memandangmu
Bukan pula sebotol parfum yang wanginya hanya sesaat sebab hakikinya menjadi racun yang kau
telan. Lalu padang menjadi gersang sebab kerdilnya pikiranmu
Kamu bukanlah tumbuh di kebun anggur namun di atas pengabdian Ibumu yang nantinya akan menjadi debu di lahan subur
mati sunyi
Pohon-pohon meranggas dalam siluet. Hitam dalam balutan kuning pudar senja yang telah menua.
Di depan beranda yang hening, aku ingat kematian. Bukankah yang nampak di hadapanku adalah pesan yang teramat bening,segala hal pasti punya akhir.
Berapa lama sudah kau menghirup oksigen, berjalan di atas muka bumi. Adakah sedikit saja terpikir tempatmu berakhir kelak?
Mungkin itu yang hendak ditanyakan sisa dedaunan yang bergoyang perlahan ditiup sepoi angin. Dan entah mengapa kesunyian mereka, adalah juga kesunyianku. Tak pernah seberdarah ini rasanya.
Mungkin saatnya "pulang". Aku menulis kata itu dengan menggigil. Apa yang telah kuperbuat yang membuatku tak siap berpandang-pandangan dengan malaikat maut saat dia datang bertandang.
Telah adakah sedikit bekal yang bisa kubawa pulang ke kampung abadi.
Jika bukan Dikau yang menolong para pendosa seperti kami lalu kemana lagi kami hendak mengetuk pintu.
Jika pun mihrab kesucianMu tak bisa kami dekati dengan segala noda yang melekat pada diri kami,setidaknya perkenankan kami tetap menggumamkan namaMu dengan lirih dalam sunyi.
Menggumamkannya dengan air mata rindu dan penyesalan.
Di depan beranda yang hening, aku ingat kematian. Bukankah yang nampak di hadapanku adalah pesan yang teramat bening,segala hal pasti punya akhir.
Berapa lama sudah kau menghirup oksigen, berjalan di atas muka bumi. Adakah sedikit saja terpikir tempatmu berakhir kelak?
Mungkin itu yang hendak ditanyakan sisa dedaunan yang bergoyang perlahan ditiup sepoi angin. Dan entah mengapa kesunyian mereka, adalah juga kesunyianku. Tak pernah seberdarah ini rasanya.
Mungkin saatnya "pulang". Aku menulis kata itu dengan menggigil. Apa yang telah kuperbuat yang membuatku tak siap berpandang-pandangan dengan malaikat maut saat dia datang bertandang.
Telah adakah sedikit bekal yang bisa kubawa pulang ke kampung abadi.
Jika bukan Dikau yang menolong para pendosa seperti kami lalu kemana lagi kami hendak mengetuk pintu.
Jika pun mihrab kesucianMu tak bisa kami dekati dengan segala noda yang melekat pada diri kami,setidaknya perkenankan kami tetap menggumamkan namaMu dengan lirih dalam sunyi.
Menggumamkannya dengan air mata rindu dan penyesalan.
Sunday, February 19, 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)