Aku adalah kata yang tergores lewat jemari-jemari tanpa nyeri berima tertangkap bias cahaya lewat sepasang kornea.
Selebihnya aku tetaplah kata-kata.....
Aksaraku egois
karenaku suka merasa-rasa dan aku suka mengendap-endap mendekati senyap,karena aku teramat lelah merayu ramai
Jiwa-jiwa telah kutikam lewat kedua tatapnya menusuk dada mereka dengan serangkaian aksara yang berironi lalu kupergi dengan metafora jalang dan tertawa dibalik senyum kecut bibir hitam legam
Aku ingin sendiri sambil menyeduh secangkir kopi lalu kumainkan asap rokoku dan kulemparkan aku didepan cermin agar senyap teriak lantang dalam dada
Aku…
adalah setumpuk dosa yang merasa-rasa dalam surga dengan rasa-rasa yang semakin lemah saja
Aku berdusta
ingin kurobek mulutku dan biarkan jemari yang menggantikanya dengan cinta tanpa cabang
Tuesday, December 11, 2012
aku takan pudar
Ada satu waktu saat aku merasa begitu kehilangan…
Saat itu aku merasa dunia telah menghempaskanku, tak ada yang bisa aku pegang bahkan diriku sendiri
Aku terdampar di lautan sengsara terlebih saat aku tahu kau tak pernah merasa kehilanganku
Ada satu waktu saat aku merasa begitu terhina, saat itu aku merasa terinjak oleh kenyataan Karena selama ini kau hanya berpijak pada logika dan terbelenggu dalam kebenaran semu
Aku dimakan kecewa dan sesal, terlebih saat aku tahu bahwa yang menghinaku adalah orang yang aku cintai
Dunia ini begitu congkak memamerkan keindahannya
Membuat janji-janji palsu yang sering memakan akal sehat
Menyanyikan melodi maut yang tak berirama
Gayung-gayung hati nan beku pun tak tercairkan kembali
Aku tertipu oleh dunia ini
Dia mengatakan padaku bahwa cinta ada di depan mata
Tetapi begitu aku hampiri ternyata hanya berupa fatamorgana
Hidup ini semakin misteri untukku Seperti hanya bersiap untuk kecewa dan menyesal
Semakin hari, daging hatiku semakin dimakan kekecewaan.
Tapi biarlah....
Biarlah luka ini aku bawa agar kau tau bahwa aku bisa tegar dengan semua pedang-pedang dustamu
Saat itu aku merasa dunia telah menghempaskanku, tak ada yang bisa aku pegang bahkan diriku sendiri
Aku terdampar di lautan sengsara terlebih saat aku tahu kau tak pernah merasa kehilanganku
Ada satu waktu saat aku merasa begitu terhina, saat itu aku merasa terinjak oleh kenyataan Karena selama ini kau hanya berpijak pada logika dan terbelenggu dalam kebenaran semu
Aku dimakan kecewa dan sesal, terlebih saat aku tahu bahwa yang menghinaku adalah orang yang aku cintai
Dunia ini begitu congkak memamerkan keindahannya
Membuat janji-janji palsu yang sering memakan akal sehat
Menyanyikan melodi maut yang tak berirama
Gayung-gayung hati nan beku pun tak tercairkan kembali
Aku tertipu oleh dunia ini
Dia mengatakan padaku bahwa cinta ada di depan mata
Tetapi begitu aku hampiri ternyata hanya berupa fatamorgana
Hidup ini semakin misteri untukku Seperti hanya bersiap untuk kecewa dan menyesal
Semakin hari, daging hatiku semakin dimakan kekecewaan.
Tapi biarlah....
Biarlah luka ini aku bawa agar kau tau bahwa aku bisa tegar dengan semua pedang-pedang dustamu
Subscribe to:
Posts (Atom)